a) Aspek kimia
Proses penyinaran dengan menggunakan radiasi pengion merupakan proses “dingin” karena tidak menimbulkan kenaikan suhu pada bahan yang dilaluinya. Energi yang diserap bahan pangan dengan teknik tersebut jauh lebih rendah dari energi makanan yang dipanaskan dan akibatnya perubahan unsur kimia yang terjadi akibat radiasi secara kuantitatif juga lebih sedikit. Senyawa kimia yang terbentuk akibat iradiasi bergantung pada komposisi bahan dan jumlahnya akan meningkat sesuai dengan bertambahnya dosis iradiasi. Perubahan kimia dapat ditekan dengan mengatur suhu dan kadar air bahan serta menghilangkan oksigen udara di sekeliling bahan yang diiradiasi
b) Aspek gizi
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa makanan yang diradiasi dengan dosis 1 kGy tidak menimbulkan perubahan yang nyata terhadap kandungan gizi bahan. Iradiasi bahan pangan pada dosis sedang (1-10) KGy tanpa pengaturan udara dan suhu serta kondisi selama proses dengan baik dapat menurunkan beberapa unsur nutrisinya. Perlakuan kombinasi antara pengaturan kondisi irradiasi (dosis, suhu, oksigen) dan teknik pengemasan dapat mempertahankan mutu dan nutrisi pada bahan pangan olahan siap saji.
Beberapa vitamin seperti riboflavin, niacin dan vitamin D cukup tahan terhadap irradiasi, tetapi vitamin A, B, C dan E sangat peka. Pada umumnya penurunan kadar vitamin dalam bahan pangan akibat iradiasi hampir sama dengan penurunan akibat proses pemanasan.
c) Aspek mikrobiologi
Aspek mikrobiologi dalam penggunaan radiasi ini adalah kemungkinan timbulnya sifat resistensi atau efek mutagenik dan peningkatan patogenitas mikroba. Daya tahan berbagai mikroorganisme terhadap radiasi secara berurutan adalah spora bakteri-khamir-kapang-bakteri gram positif-bakteri gram negatif. Sehingga bakteri gram negatif merupakan kelompok yang paling peka terhadap perlakuan radiasi.
d) Aspek toksikologi
Analisis kimia terhadap makanan yang diawetkan dengan iradiasi tidak ditemukan senyawa berbahaya bagi kesehatan. Namun demikian perlu dilakukan uji toksikologi untuk meyakinkan bahwa makanan yang diradiasi aman untuk dikonsumsi. Uji toksikologi merupakan uji yang jauh lebih teliti dan kompleks dibandingkan dengan analisis kimia.
Uji toksikologi ini untuk menjawab kekhawatiran adanya senyawa radioaktif pada makanan yang diradiasi. Iradiasi pada pangan yang mengandung air menyebabkan ionisasi dari bagian-bagian air dengan pembentukan hidrogen dan radial hidroksil yang sangat reaktif.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tidak ditemukan bukti bahwa makanan iradiasi berbahaya sehingga WHO, FAO, IAEA yang tergabung dalam JECFI merekomendasikan bahwa semua jenis bahan pangan diiradiasi sampai batas 10 kGy aman dikonsumsi.
e) Aspek pengemasan
Persyaratan yang berlaku dalam pemilihan bahan pengemas yang digunakan sebagai pembungkus makanan atau bahan pangan yang akan diiradiasi harus tetap diperhatikan. Bahan dan teknik pengemasan merupakan unsur yang tidak kalah penting karena mutu dari bahan pangan yang diiradiasi sangat tergantung pada kekuatannya. Bahan pengemas yang “fleksible” dalam bentuk laminasi saat ini lebih banyak disukai daripada wadah yang terbuat dari kaleng, terutama untuk pembungkus makanan siap saji yang diiradiasi. Bahan pengemas tersebut umumnya dibuat secara khusus dan bersifat tahan terhadap radiasi, kedap udara serta tidak mudah terkelupas, sehingga mampu mempertahankan mutu makanan di dalamnya untuk jangka panjang pada suhu kamar (28-30oC)