Keberhasilan pembelajaran membutuhkan pengelolaan kelas yang baik. Keluhan-keluhan dalam pengelolaan kelas semestinya tidak terjadi. Jika pun terjadi, guru sebagai pihak yang paling berperan harus dapat meminimalisasi hal tersebut. Meskipun demikian, peran peserta didik dan semua stakeholder di sekolah tetap sangat sebaliknya. Guru tidak bisa bekerja sendiri dalam pengelolaan kelas, demikian sebaliknya, peserta didik ataupun stakeholder lainnya tidak bisa bekerja tanpa bantuan komunitas sekolah lainnya.
Pengelolaan kelas sering kali dipahami sebagai peratuan ruangan kelas yang berkaitan dengan sarana seperti tempat duduk, lemari buku, dan alat-alat mengajar. Padahal, pengelolaan kelas adalah bagaimana guru merencanakan, mengatur, dan melakukan berbagai kegiatan di kelas sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dan berhasil dengan baik.
Sementara istilah pengelolaan identik dengan manajemen. Pengertian pengelolaan atau manajemen umumnya mengacu pada kegiatan-kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengordinasian, dan penilaian. Wilford A. Weber ( James M. Cooper, 1995: 230) mengemukakakn bahwa
“ manajement is a coplex set of behaviors the teacher uses to establish and maintain classroom conditions that will enable student to achieve their instructional objective efficiently that will enable them to learn.” Artinya pengelolaan kelas merupakan sekumpulan perilaku kompleks yang digunakan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efisien.
Lebih lanjut Wiford mengemukakan mengenai pandangan-pandangan yang bersifat filosofis dan operasional dalam pengolahan kelas yaitu
1 Pendekatan otoriter, pandangan ini menekankan pada perlunya pengawasan dan pengaturan peserta didik
2 Pendekatan intimidasi, pada pandangan ini member peluang besar guru untuk mengawasi dan menerbitkan peserta didik dengan cara intimidasi
3 Pendekatan permisif, pendekatan ini memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan apa yang ingin dilakukan, guru hanya memantau apa yang dilakukan peserta didik tersebut
4 Pendeikatan “Resep Masakan”, pendekatan ini menekankan kepada guru untuk melihat dan mengawasi sejauh mana peserta didik mengikuti dengan tertibdan tepat hal-hal yang sudah ditentukan, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.
5 Pendekatan pengajaran, pendekatan ini memberikan kesempatan guru untuk menyusun rencana pengajaran dengan tepat sehingga dapat menghindari permasalahan perilaku peserta didik yang tidak diharapkan.
6 Pendekatan modifikasi perilaku, pendekatan ini menekankan agar guru mengupayakan perubahan perilkau yang positif pada peserta didik
7 Pendekatan iklim sosio-emosional, dalam pendekatan ini guru menekankan terjalinnya hubungan yang positif antara guru dan peserta didik
8 Pendekatan sistem proses kelompok atau dinamika kelompok, pada pendekatan ini guru ditekankan untuk meningkatkan dan memelihara kelompok kelas yang efektif dan produktif
Dari ke 8 pendekatan tersebut, yang akan mengoptimalkan pengelolaan kelas adalah pendekatan modifikasi perilaku, pendekatan iklim sosio-emosional, dan sistem proses kelompok atau dinamika kelompok. Pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari motivasi guru untuk melakukan pengelolaan kelas. Gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas akan mengoptimalkan keberhasilan pengelolaan kelas tersebut.