Wafat : Rembang, 17 September 1904
Makam : Rembang
Raden Ajeng Kartini adalah putri kelima dari sebelas bersaudara putra-putri R.M. Ario Sosroningrat, seorang adipati di Jepara. Pada usia 12-16 tahun Kartini hidup dalam pingitan. Pada masa inilah, Kartini menghabiskan waktunya dengan membaca dan menulis surat kepada sahabat-sahabatnya di Negeri Belanda.
Kartini memperjuangkan cita-citanya untuk mewujudkan persamaan hak pria dan wanita. Dia mendirikan sekolah untuk anak gadis di kota Jepara, setelah menikah pada 8 November 1903 dengan Bupati Rembang, R. Adipati Joyodiningrat. Dia juga mendirikan sekolah untuk wanita di Rembang atas izin suaminya.
Kartini wafat pada usia ± 25 tahun, 4 hari setelah melahirkan anak pertamanya R.M. Susalit (17 September 1904).
Oleh J.H. Abendanon, 106 pucuk surat Kartini diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judulDoor Duistenis Tot Licht yang diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang sebagai penghargaan atas jasa-jasanya. Berdasarkan SK Presiden RI No. 108/1964 Kartini dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional.