Garam berupa kristal berwarna putih yang sudah sangat lama dikenal masyarakat sebagai garam dapur dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi perbedaannya garam ikan dengan garam dapur atau garam meja adalah pada kemurniannya. Garam ikan hanya mengandung NaCl saja, karena kehadiran zat kimia lainnya pada garam ini dikhawatirkan akan mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada ikan yang bersangkutan. Sedangkan garam dapur sering telah mengalami penambahan dengan berbagai zat kimia lainnya yang diperlukan oleh manusia, seperti Iodium, atau bahan lainnya. Oleh karena itu sering kali secara umum disebutkan bahwa garam yang digunakan untuk ikan adalah garam tidak beriodium. Apabila tidak terlalu mendesak maka penggunaan garam yang memang sudah dikhususkan untuk ikan akan lebih aman.
Garam dalam tubuh ikan berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik pada cairan tubuh ikan. Pengaturan tekanan osmotik ini adalah sebagai berikut :
a) Organ tubuh ikan yang langsung behubungan dengan lingkungan adalah; kulit, sirip, mata dan insang.
b) Air secara terus menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang.
c) Proses ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya.
d) Sebaliknya garam akan cenderung keluar melalui urine. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung secara seimbang.
e) Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan ini dikenal dengan sebutan osmoregulasi.
f) Tujuan utama osmoregulasi adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan garam dalam tubuh ikan. Apabila ikan tidak mampu mengontrol proses osmosis yang terjadi, ikan yang bersangkutan akan mati., karena akan terjadi ketidak seimbangan konsentrasi larutan tubuh, yang akan berada diluar batas toleransinya.
g) Pada saat ikan sakit, luka, atau stress proses osmosis akan terganggu sehingga air akan lebih banyak masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak keluar dari tubuh, akibatnya beban kerja ginjal ikan untuk memompa air keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Bila hal ini terus berlangsung, bisa sampai menyebabkan ginjal menjadi rusak (gagal ginjal) sehingga ikan tersebut tewas.
h) Dalam keadaan normal ikan mampu memompa keluar air kurang lebih 1/3 dari berat total tubuhnya setiap hari.
i) Penambahan garam kedalam air diharapkan dapat membantu menjaga ketidak seimbangan ini, sehingga ikan dapat tetap bertahan hidup dan mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka, atau penyakitnya.
j) Tentu saja dosisnya harus diatur sedemikan rupa sehingga kadar garamnya tidak lebih tinggi dari pada kadar garam dalam darah ikan.
k) Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar garam darah, efek sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan, dan garam masuk kedalam darah, akibatnya ikan menjadi terdehidrasi dan akhirnya mati.
l) Pada kadar yang tinggi garam sendiri dapat berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus diperhatikan dengan seksama agar jangan sampai ikan mengalami dehidrasi.
Pemberian garam termasuk aman bagi ikan, asal diberikan dengan dosis yang sesuai.Selain itu juga aman bagi manusia.
a) Garam akan membantu proses osmoregulasi dan memicu daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit yang dideritanya.
b) Sampai tahap tertentu diketahui garam mampu memblokir efek nitrit.
c) Nitrit dalam air dapat terserap kedalam system peredaran darah ikan, sehingga darah berubah menjadi kecoklatan.
d) Kehadiran nitrit akan menyebabkan kemampuannya untuk membawa oksigen menjadi menurun, sehingga pada kondisi kelebihan nitrit sering terjadi “penyakit darah coklat”. Dengan adanya garam kejadian demikian bisa dihindari.
e) Garam mampu membunuh parasit-parasit bersel tunggal seperti Ich (white spot), jamur dan bakteri lainnya. Terakhir garam mudah didapat dan mudah dibeli, sehingga bisa tersedia setiap saat pada waktu diperlukan.
f) Garam sudah lama digunakan sebagai antiseptik, selain itu juga kerap digunakan sebagai anti jamur (fungisida). Meskipun demikian akhir-akhir ini penggunaan garam sebagai fungisida relatif jarang dilakukan karena banyaknya anti jamur lain yang telah dibuat khusus untuk ikan.
g) Sebagai profilaktik, atau sebagai tonik, atau dalam bahasa umum sebagai “jamu”.