1) Pemasangan kubikel diatas saluran kabel gardu
Setelah komposisi kubikel sesuai, masing-masing kubikel dipasang satu dengan lainnya dengan mur-baut yang telah terpasang dengan erat, momen Torsi 25 NM atau sesuai spesifikasi pabrik bersangkutan. Untuk ini hindarkan penggabungan kubikel lain merk. Ikatkan erat kubikel dengan menggunakan mur-baut, pada besi siku LNP.8 melintang diatas saluran kabel yang telah tersedia. Dalam hal lubang pada kubikel dan besi siku tidak sesuai, harus lubang baru yang tepat pada besi siku. Besi siku harus dibaut pada lantai dengan Dyna Bolt.
2) Pemasangan Penghantar Pembumian
Seluruh badan kubikel harus dibumikan dengan konduktor tembaga berpenampang minimal 16 mm2. Nilai tahanan pembumian tidak boleh melebihi 1 Ohm. Bila gardu terpadu (integrated) dengan bangunan, elektroda bumi gedung agar dipisah dengan pembumian gardu.
3) Instalasi Listrik.
Seluruh rangkaian semua peralatan listrik kubikel harus dipasang/dirangkai dengan baik dan benar sesuai petunjuk yang diberikan pabrikan kubikel dengan torsi yang dipersyaratkan. Sebagai contoh umumnya rangkaian busbar, transformator pengukuran dan kabel kontrol peralatan switchgear yang disuplai terlepas atau belum terakit (jadi perlu dirangkai).
4) Heater dan Instalasi Penerangan Gardu.
Catu daya listrik untuk heater kubikel dan catu fault indicator yang diperlukan harus diperoleh dan terpasang. Bila perlu catu daya tersebut didapatkan dari Jaringan Tegangan Rendah diluar lokasi. Bila semua telah terpasang pastikan ulang bahwa heater dan fault indicator tersebut telah berfungsi dengan baik.
5) Heater dan Instalasi Penerangan Gardu.
Ground Fault Detector (GFD) dipasang di atas pintu Gardu Distribusi guna mempercepat pencarian dan pengisolasian bagian saluran kabel yang mengalami gangguan, sehingga lama padam bagian yang tidak mengalami gangguan dapat dipersingkat.
6) Penggabungan Instalasi SKTM dengan Kubikel.
- Tahanan Isolasi dan Urutan Fase
Sebelum kabel tegangan menengah dipasang pada kubikel, harus diperhatikan urutan fase kabel tersebut dengan terminal kubikel. Periksa pula tahanan isolasi kabel tersebut minimal dengan menggunakan pengukur tahanan isolasi (megger) 5 kV.
- Instalasi Terminal Kabel.
Terminasi kabel pada kubilkel memakai 2 tehnik konstruksi :
a. Konstruksi Precasting Full Insulated Heatshrink atau Coldshrink.
b. Konstruksi plug-In baik Straight through terminating atau elbow terminating.
Pelaksanaan pekerjaan terminasi hanya boleh dilakukan oleh teknisi bersertifikat kompetensi teknik terminasi kabel.
Secara keseluruhan instalasi terminal harus meme-nuhi urutan kerja instalasi sesuai yang dipersyaratkan oleh pabrikan terminal kabel tersebut.
Khusus pemasangan dan penggabungan sepatu kabel pada bushing-terminal kubikel harap diperhatikan :
a. Metode pengepresen sepatu kabel.
b. Pengikatan baut sepatu kabel pada bushing gunakan torsi meter dengan perolehan 2) nilai 15 -25 Nm.
c. Umumnya konduktor pada bushing/terminal kubikel adalah dengan bahan tembaga; sebaliknya konduktor pada kabel tegangan menengah adalah dengan bahan Aluminium. Untuk keadaan ini gunakan jenis sepatu kabel-bimettalic connector atau setidak-tidaknya dengan tambahan ring bimettalic connector.
7) Instalasi Transformator Distribusi
Spesifikasi transformator distribusi :
Transformator pasangan dalam (indoor) 20 kV / 230 / 400 V dengan daya :
- 25 0 kVA
- 400 kVA
- 630 kVA
a. Penempatan transformator dalam gardu harus sesuai rencana tata ruang disain sipil gardu bersangkutan; dengan sisi tegangan rendah menghadap/pada dinding gardu.
b. Pada saat penempatan transformator dalam gardu; harus menggunakan alas besi kanal U, atau plat bordes 5 mm, untuk menjamin tidak rusaknya lantai kerja gardu.
c. Seluruh rangkaian listrik harus terhubung dengan terminal transformator melalui sepatu kabel yang memenuhi syarat. Bilamana konduktor kabel yang dipergunakan berbeda dengan terminal transformator, harus menggunakan sepatu kabel bimetal.
d. Sama halnya dengan persyaratan instalasi switchgear, badan transformator harus terhubung dengan elektroda pembumian. Elektroda pembumian badan transformator ini harus berbeda dengan elektroda pembuminan netral sisi Tegangan Rendah transformator.
8) Instalasi rak PHB-TR
Instalasi rak PHB TR terdiri sebanyak-banyaknya 8 jurusan dengan kapasitas transformator maksimum 630 kVA.
9) Instalasi Kabel Tenaga dan Kabel Kontrol
Kabel TM antara kubikel PT dan Transformator Tenaga menggunakan kabel inti tunggal jenis N2XSY, sekurang-kurangnya harus dengan luas penampang 25 mm2.
Sementara kabel TR antara transformator dan PHB TR memakai kabel inti tunggal jenis NYY, dimana digunakan 2 kabel paralel untuk penghantar Fase dan 1 kabel untuk penghantar netral dan sekurang-kurangnya memakai kabel ukuran 240 mm2.
10) Instalasi Terminal Kabel 20 kV pada RMU
Pelaksanaan terminasi kabel dengan jenis terminal kabel yang lazim digunakan adalah plug-in premoulded yang harus sesuai dengan jenis RMU baik jenis straight through atau jenis elbow connector. Apabila terdapat sambungan berbeda material, misalnya kawat tembaga dan kawat konduktor alumunium harus menggunakan konektor jenis bimetal.
11) Instalasi Elektroda Pembumian
Bagian-bagian yang harus dibumikan pada gardu beton adalah :
a) Titik netral sisi sekunder transformator.
b) Bagian konduktif terbuka (BKT) instalasi gardu.
c) Bagian konduktif ekstra (BKE).
Elektroda pembumian pada Gardu Beton memakai sistem mesh, dengan penghantar tembaga berpenampang 50 mm2 yang digelar di bawah pondasi bangunan gardu.
Pada titik tertentu elektroda pembumian ini dikeluarkan dan dihubungkan pada instalasi ikatan ekuipotensial (equipotential coupling) yang dipasang setinggi 20 cm di atas lantai, mengelilingi bagian dalam dinding gardu. Material ikatan ekuipotensial memakai pelat tembaga sekurang-kurangnya dengan penampang berukuran 20x4 mm.
Seluruh bagian konduktif terbuka (BKT) dan bagian konduktif ekstra (BKE) gardu dihubungkan ke ikatan ekui potensial tersebut.
Nilai tahanan pembumian tidak melebihi 1 ohm. Apabila konstruksi pembumian tersebut tidak mencapai 1 ohm, harus ditambahkan sistem elektroda pembumian lainnya, antara lain dengan elektroda batang, sehingga tercapai nilai tahanan pembumiaan sebesar 1 ohm.
Khusus titik netral transformator distribusi dibumikan terpisah (tersendiri) dengan pembumian BKT dan BKE. Penghantar pembumian menggunakan BC 50 mm2, elektroda bumi memakai elektroda jenis batang.